Apakah sedang merencanakan pembangunan kanopi cantik di halaman atau rak penyimpanan kokoh di garasi? Dua material yang sering digunakan dalam kebutuhan tersebut adalah besi hollow dan aluminium. Seperti material bangunan lainnya, masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangannya sendiri.
Perbandingan Besi Hollow dan Aluminium
Hollow merupakan besi berbentuk batangan berongga seperti pipa kotak. Material ini populer dengan sebutan HSS (Hollow Structural Sections). Sangat lazim untuk rangka plafon, partisi dinding, kanopi, pagar, hingga rak.
Keunggulannya terletak pada kekuatan dan kekokohannya. Desain kotaknya memberikan stabilitas yang baik untuk menahan beban.
Di sisi lain, aluminium adalah logam ringan, dengan berat hanya sekitar sepertiga dari besi maupun baja. Aluminium membentuk lapisan oksida pelindung yang membuatnya tahan terhadap karat. Tentunya tanpa perlu pelapisan tambahan. Hanya saja material ini umumnya lebih lunak.
Perbedaan Harga Material
Jika hanya membandingkan harga beli material di toko, besi hollow jauh lebih terjangkau. Sebagai perbandingan, harga hollow hitam ukuran 40x40mm sekitar Rp 112.000 per batang.
Sementara itu, harga aluminium ukuran 25×38 mm berkisar Rp169.000. Jadi, untuk yang anggarannya ketat, hollow dari besi bisa jadi opsi terbaik.
Biaya Perawatan
Murah dalam jangka panjang justru sering kali berbeda. Aluminium, meski mahal di awal, hampir tidak membutuhkan perawatan. Cukup membersihkannya dengan air dan sabun.
Sebaliknya, hollow memerlukan pengecatan ulang secara berkala untuk mencegah karat. Biaya dan waktu untuk perawatan ini juga harus diperhitungkan.
Dalam lingkungan korosif seperti daerah dekat pantai, aluminium dapat bertahan puluhan tahun tanpa masalah karat. Sementara besi hollow biasa lebih berisiko. Kecuali jika memilih jenis galvanis atau galvalum yang harganya tentu lebih tinggi.
Resiko Pada Lingkungan
Aluminum umumnya bisa mempertahankan nilai jual kembalinya sebesar 50-80%. Jauh lebih besar daripada besi atau baja. Recycle aluminium juga hanya memerlukan 5% energi, sehingga lebih ramah lingkungan dan hemat biaya operasional.
Meskipun begitu, infrastruktur daur ulang baja dan besi sudah mapan sehingga proses pengolahannya mudah. Namun, nilai jualnya biasanya lebih rendah daripada aluminium per kilogram.
Proyek gedung hijau atau yang mengutamakan menggunakan material yang bisa didaur ulang lebih condong memilih aluminium.
Aplikasi Besi dan Aluminium
Selanjutnya, besi cocok untuk proyek berskala besar. Aplikasinya meliputi struktur indoor seperti rak atau partisi dalam ruangan yang tidak terpapar hujan.
Sedangkan, Aluminium cocok untuk luar ruangan seperti kanopi, pagar, pergola dan tempat lain yang membutuhkan ketahanan cuaca optimal. Jika ingin menghemat waktu dan biaya perawatan dalam jangka panjang. Material ini adalah investasi tepat.
Besi hollow bisa jadi pilihan yang ekonomis untuk penggunaan di dalam ruangan atau proyek dengan anggaran terbatas. Di mana faktor bobot dan korosi tidak jadi ancaman serius. Kekokohannya telah teruji dalam banyak aplikasi konstruksi. Sebaliknya, aluminium adalah pemenang dalam hal efisiensi jangka panjang untuk aplikasi luar ruangan.


Leave a Reply